Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata—entah di awal, di akhir, di tengah, atau gabungan di antara tiga imbuhan itu—untuk membentuk kata baru yang artinya berhubungan dengan kata yang pertama.

Hmm, segitu aja penjelasannya? Enggak, dong! Masih panjang perjalanan kereta kita 🌚

Kalian pasti pernah mengenal tentang kata imbuhan dalam pelajaran Bahasa Indonesia semasa sekolah. Kata imbuhan ini terbagi menjadi beberapa jenis yang maknanya bisa berbeda-beda.

Karena pada dasarnya, imbuhan ini berfungsi untuk mengubah makna dari kata dasarnya, Kata dasar adalah kata yang paling sederna dan sudah memiliki makna. Tetapi, kata dasar akan berubah bentuk dan maknanya setelah mendapatkan imbuhan.

Imbuhan salah satu teknik penulisan yang harus dipahami penulis sebelum membuat karya tulis atau karya sastra. Sebab, imbuhan dalam satu kata untuk membuat sebuah kalimat akan memengaruhi keseluruhan makna dari kalimat tersebut.

Sehingga, penulis harus memahami dulu definisi dari kata imbuhan, janis-jenisnya, fungsi hingga maknanya Menurut beberapa ahli terkemuka.

1. Kridalaksana (2009:28-31)

Kridalaksana mengatakan imbuhan adalah proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Ia mendeskripsikan imbuhan sebagai proses atau hasil penambahan afiks atau imbuhan pada dasar.

2. Richard dalam Putrayasa (2008:5)

Menurut Richard, afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks atau imbuhan pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tanggal maupun kompleks.

3. Ramlan (1987:49)

Ramlan juga mengatakan proses afiksasi sebagai proses pembubuhan afiks atau imbuhan. Menurutnya, satu satuan yang dibubuhkan afiks atau imbuhan disebut bentuk dasar.

Kesimpulannya, pengimbuhan atau afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan kata imbuhan pada kata dasar sehingga memiliki bentuk dan makna yang berbeda.
 

Wah, sebentar lagi kita masuk ke inti bumi. Perjalanan kereta bawah tanah, kah ini? 🤣

Fungsi Kata Imbuhan

Imbuhan berfungsi mengubah kata dasar menjadi kata benda, kata sifat hingga kata kerja. Misalnya, kata dasar “batu” bisa menjadi kata sifat bila mendapatkan imbuhan mem- atau “membatu”.

Berikut ini beberapa fungsi imbuhan yang harus dipahami penulis, antara lain:

1. Membentuk Kata Benda

Kata benda adalah kata yang mengaku pada benda, manusia, binatang dan konsep. Kata benda ini sangat penting dalam sebuah kalimat, karena digunakan sebagai subjek.

Adapun ciri-ciri kata benda, biasanya berfungsi sebagai subjek, obejk dan pelengkap bila predikatnya kata kerja, diikuti kata sifat dan tidak bisa diingkatkan dengan kata tidak.

Kata imbuhan yang biasanya dibutuhkan untuk mengubah kata dasar menjadi kata benda, seperti pen-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, pen-an, pe-an, per-an, dan ke-an. Misalnya, perkantoran (per-an) dan wartawan (-wan).

Contoh kata benda dalam sebuah kalimat, seperti:

a. Makanan yang dimasak itu untuk korban gempa.

b. Pria tampan itu seorang pelukis terkenal di Indonesia.

c. Andi membawa banyak makanan untuk perbekalan selama perjalanan.

2. Membentuk Kata Kerja

Kata kerja adalah kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Kata kerja memiliki ciri-ciri, meliputi fungsi Utama sebagai predikat, bermakna sebagai proses atau keadaan, bermakna sebagai keadaan dan tidak bisa digabungkan dengan adverbial.

Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata kerja, seperti me-, mem-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan, dan di-i. Misalnya, menari, berkuda atau bernyanyi.

Contoh kata kerja dalam sebuah kalimat, seperti:

a. Ibu membakar sampah di belakang rumah.

b. Budi memukul Anton dengan sangat keras.

c. Pak Raden berlari setiap pagi.
3. Membentuk Kata Sifat

Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang digunakan untuk mengubah kata benda atau kata ganti sehingga membuatnya menjadi lebih spesifik. Kata sifat ini bisa menjelaskan tentang kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas dan menekankan suatu kata.

Kata sifat memiliki ciri-ciri yang bisa mempermudah pemahaman, seperti bisa ditambahkan dengan kata keterangan pembanding, kata keterangan penguat, bisa diulang dan bisa diingkari dengan kata tidak.

Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata sifat, meliputi –i, -wi,-iah, ter-, -er, -al, -ik, dan –is. Misalnya, agamis, manusiawi, duniawi atau ilmiah.

Contoh kata sifat dalam sebuah kalimat, seperti:

a. Anton adalah orang yang sangat tidak manusiawi dengan pembantunya.

b. Citra merupakan murid terpandai di kelasnya.

c. Aderai adalah petinju terkuat di antara rekan-rekannya.
4. Membentuk Kata Bilangan

Kata bilangan adalah kata yang digunakan untuk menghitung jumlah wujud (orang, binatang atau barang), urutan dalam suatu rangkaian angka. Posisi kata bilangan biasanya sebelum kata benda untuk memberikan keterangan yang berhubungan dengan jumlah.

Jenis-jenis kata bilangan meliputi kolektif, distributif, klitika, tak tentu, ukuran, tingkat dan pecahan. Kata bilangan ini juga sering disalahartikan sebagai kata keterangan atau kata sifat karena fungsinya yang hampir sama dalam sebuah kalimat.

Padahal kata bilangan cukup spesifik menggunakan satuan jumlah atau angka. Sedangkan imbuhan yang biasa digunakan untuk membentuk kata bilangan, seperti se-, ke, ber- dan masih banyak macamnya. Misalnya, ketiga, sepuluh, berlima, kedua dan lainnya.

Contoh kata bilangan dalam sebuah kalimat, seperti:

a. Sepuluh peserta dalam penelitian kecil ini dipantau selama enam bulan.

b. Tahun ini, anak pertama saya akan ulang tahun kedua.

c. Ketiga anak Ibu Santoso kuliah di luar negeri.
5. Membentuk Kata Keterangan

Kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk memberikan keterangan dalam suatu kalimat, baik keterangan tempat, waktu, alat, sebab akibat dan lainnya.

Kata keterangan ini berfungsi memberi penjelasan mengenai kata sebelum atau sesudahnya dalam satu kalimat. Tapi, perlu diingat kalau kata keterangan ini berisi satu kata, bukanlah bentuk frasa maupun klausa.

Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata keterangan, meliputi di, se-nya ; -nya ; -an. Misalnya, sepertinya, habis-habisan, seindah-indahnya dan lainnya.

Contoh kata keterangan dalam suatu kalimat, seperti:

a. Faisal menjadi juara pertama lomba lari di sekolah.

b. Raisa membeli baju baru untuk lebaran kemarin.

c. Ibu Naufal akan sangat bangga seandainya anaknya menang lomba matematika.